Kamis, 05 September 2013
Persiapan 20 Hari, Pemilu BKM dan RWT Desa Pabuaran Selesai
Pemilu tingkat desa dan Rembug Warga Tahunan (RWT) yang menjadi hajat bersama antara masyarakat, BKM dan aparat desa, menjadi hal yang biasa dilakukan setiap tahun dan saat selesainya masa bakti. Seperti yang terjadi di akhir bulan 2010, yakni sembilan BKM di wilayah Kecamatan Bojong Gede dampingan Faskel Tim 11: tiga BKM melaksanakan RWT dan TP, sedangkan enam BKM lainnya wajib ditambah lagi dengan kegiatan pemilu.
BKM PWD Pabuaran, Desa Pabuaran, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, telah melaksanakan kegiatan Pemilu dan Tinjauan Partisipatif (TP) pada Minggu, 26 Desember 2010. Dalam acara tersebut hadir, antara lain, kepala desa, ketua BPD, ketua LPM, SF dan Faskel CD Tim-11, RW/RT, utusan tingkat basis (RT), serta masyarakat undangan lainnya.
Dari jumlah total undangan yang hadir—108 orang; 97 di antaranya adalah utusan tingkat basis (RT). Saat penggunaan hak suaranya, hanya 91 dari 97 utusan RT menggunakan hak pilih. Menurut Kamsi, anggota PK BKM setempat, Desa Pabuaran memiliki 17 RW dan 130 RT. Setiap RT mengajukan lima utusan, sehingga awalnya diharapkan akan muncul sebanyak 650 (130 RT x 5) utusan RT.
“Persiapan kami dimulai sejak 20 hari sebelumnya. Dukungan dari seluruh komponen BKM, pelibatan masyarakat dan Kepala Desa Pabuaran sangat memacu semangat kami, sehingga walau persiapannya hanya sekitar 20 hari, akhirnya kami dapat melaksanakan kegiatan wajib dari BKM ini. Kebersamaan dan komitmen kami untuk melaksanakan tugas secara bahu-membahu berakhir dengan selesainya kegiatan ini. Demikian pula atas RAB Panitia sebesar Rp3juta tidak menyulitkan kami, karena selain dari BOP, ada bantuan juga dari masyarakat dan Pak Lurah,” kata Koordinator BKM Uche Ismail.
Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB itu diawali dengan sambutan Ketua BPD setempat Ir. Syahril, MA, dilanjutkan sambutan Kepala Desa Pabuaran Masduki MD,SIP. Dalam sambutannya Masduki mengatakan, dari hasil pantauannya ternyata PNPM di desanya dapat berjalan 100% tanpa cacat sedikit pun.
“Ketentuan dalam PNPM tentang keharusan ada swadaya masyarakat mampu membuka hati masyarakat, sehingga di setiap kegiatan infra banyak bermunculan swadaya masyarakat yang tinggi. Hati mereka pun kembali tergeraknya untuk bergotong-royong. PNPM kami nilai berhasil, karena programnya mampu menyentuh masyarakat. Hal ini amat menggembirakan kami sebagai aparat desa, sehingga bilamana turunnya Program Imbal Swadaya dari Pemkab, mudah-mudahan masyarakat bisa berswadaya dengan sendirinya,” jelas Masduki.
Pemungutan suara yang didahului dengan laporan pertanggungjawaban BKM atas hasil kinerjanya selama dua tahun, serta penyampaian hasil review-review kegiatan keuangan, infra, dan sosial. Kesemuanya bisa diterima oleh masyarakat, tidak ada komplain, sehingga berjalan mulus.
Pihak Panitia Pemilu menyediakan lima kotak suara. Kegiatan pemungutan suara berjalan sekitar dua jam. Adapun hasilnya tercatat 13 orang sebagai PK BKM, mereka adalah: Uche Ismail (35 suara), Harianto (31 suara), Budi Upadi (19 suara), Kamsi (17 suara), Warsito (9 suara), Pangaro (8 suara), Juned (8 suara), Moniroh (7 suara), Sutisna (7 suara), Rohim (7 suara), Apipudin (7 suara), dan Abuzar (5 suara). Dari 13 PK BKM ini seorang di antaranya adalah perempuan. Sedangkan rembug untuk menentukan posisi Koordinator PK BKM akan disusulkan kemudian. (heroe.k, PNPM Mandiri Perkotaan; Firstavina).
http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=3253&catid=3&
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar